Jakarta – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta bekerjasama dengan USAID KUAT (KomunitasPerkotaan Untuk Aksi Tangguh) menyelenggarakan kegiatan Diskusi Gempa Perkotaan pada 29 Mei 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengurangan risiko gempa bumi di DKI Jakarta dengan memfasilitasi pembelajaran dan pertukaran informasi mengenai pengelolaan, mitigasi, serta penilaian darurat pasca kejadian gempa bumi.
Dalam sambutannya, Kepala BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji, mengatakan bahwa sangat penting bagi sebuah bangunan untuk dirancang sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar lebih aman dari ancaman gempa. “Sejarah memperlihatkan, bahwa Jakarta sudah beberapa kali diguncang gempa kuat yang merusak bangunan dan menimbulkan korban jiwa. Oleh karena itu, sangat penting untuk mentaati peraturan yang berlaku ketika membangun sebuah bangunan atau gedung, untuk meningkatkan ketahanan terhadap gempa dan mengurangi risiko jatuhnya korban di kawasan perkotaan yang padat”, ujar Isnawa lagi.
Diskusi ini menghadirkan Prof. Iswandi Imran dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang memaparkan mengenai kajian gedung pasca bencana, Mark Burghton dari Miyamoto International yang membawakan materi tentang kajian cepat bangunan pasca bencana, Giulia Jole Sochi dari Miyamoto International yang memberikan penjelasan mengenai logistik dan manajemen data dalam respon skala besar, serta Dr. Ir. M. Asrurifak dari Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN)yang memaparkan kajian risiko gempa bumi di Jakarta Barat dengan menggunakan metode analisis risiko berbasis kejadian/event based risk analysis method.
Bill Marsden, Project Director USAID KUAT menyampaikan bahwa diskusi dan pertukaran informasi mengenai gempa ini dapat memfasilitasi peserta untuk saling belajar praktik terbaik dan pengalaman dari berbagai lokasi yang pernah terdampak gempa skala besar di kawasan perkotaan. “Kami bangga dapat mendukung kegiatan ini. Kami harap diskusi yang diadakan dapat membantu para peserta untuk memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang gempa bumi di kawasan perkotaan, dan bagaimana pengetahuan yang didapatkan bisa diterapkan lebih jauh untuk meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi”, ujar Marsden.
Lebih jauh, Marsden juga menjelaskan bahwa diskusi ini adalah bagian dari rangkaian kegiatan dua hari yang sebelumnya didahului oleh diskusi kelompok terarah oleh para ahli dan praktisi yang mempelajari penanganan dampak gempa bumi di Palu dan Turki.